Mengenal TV LCD dan Plasma
ERTERIMA KASIHLAH kepadapada Karl Ferdinand Braun, beliau seorang ilmuwan Jerman yang membuat televisi (TV) tabung (cathode ray tube/CRT) pada 1897. Sebab inilah yanga menjadi pangkal dari pengembangan teknologi pada televisi sampaisaat inii nya kita menikmat Kalau tidak, kita tidak akan pernah tahu betapa ganteng manisnya Tora Sudiro dan artis artis saat ini dan menggemaskannya Delon.
Tentang TV, kita bahkan dihadapkan padarapa bebe pilihan, mau liquid crystal display (LCD) atau plasma. Era televisi tabung memang belum tergantikan sama sekali oleh LCD dan plasma. Tetapi, bila Anda mengutamakan kualitas gambar dari berbagai macam format gambar (MPEG4 dan Digital Versatile Disc/ DVD), LCD dan plasma adalah alternatif pilihan dengan teknologi terkini. Pasar TV dunia sekarang ini dimaraki dua jenis TV tersebut. Hampir disemua produsen TV memproduksinya. Sebut saja Sony, Sharp, Samsung, JVC dan LG dan merk lainya.
Seperti apa sebetulnya TV berteknologi LCD? Teknologi LCD sebetulnya bukan barang baru. LCD pertama kali diujicoba di laboratorium perusahaan elektronik RCA di Amerika Serikat, oleh George Heilmeier pada tahun 1968. Dia mengujicoba LCD berbasis dynamic scattering mode (DSM). Setahun kemudian, perusahaan milik Heilmeier yakni Optel lantas memproduksi LCD.
LCD biasa digunakan untuk men-display audio visual. LCD ini melakukan kontrol elektrik pada cahaya dengan mempolarisasi kristal cair yang ada pada sel-sel media yang mengaplikasikan LCD itu. Polarisasi tersebut dilakukan setelah ada kontak elektrik pada cairan-cairan yang ada pada sel-sel di TV.
LCD sekarang ini diaplikasikan tidak hanya di TV tetapi juga di beberapa peranti misalnya, ponsel dan kamera digital. Pengaplikasian LCD itu dengan melakukan mode reflektif dan transmissive. Metode reflektif itu biasanya yang biasa ada pada arloji dan kalkulator, display LCD pada barang-barang ini tidak membutuhkan daya konsumsi energi tinggi sehingga tidak memboroskan baterai. Sementara yang menggunakan transmissive butuh daya banyak, contoh dari pengaplikasian ini adalah pada telepon seluler (ponsel).
Dalam layar LCD, warna terbagi dalam tiga warna utama yakni dalam filter merah, hijau dan biru. Pendeskripsian warna berikutnya tergantung pada pembacaan alat pen-display LCD itu dengan brightnesses yang dipunyainya. Komponen warna, berikutnya akan diatur dalam cara yang berbeda tergantung jumlah pixelnya. Karenanya terkadang kita dihadapkan pada resolusi pixel misalnya 640 x 480 dan sebagainya. Semakin besar resolusi pixelnya, semakin kaya warna.
Untuk resolusi warna media yang lebih besar, seperti untuk monitor komputer dan televisi, sistem yang digunakan adalah
active-matrix LCD. Pada bidang ini, panel LCD disamping mempolarisasikan kristal cair juga
matrix dari thin film transistor (TFT). Sistem ini akan menghasilkan gambar lebih tajam dan terang. Panel LCD pada TV ini biasanya memiliki transistor defective yang bisa memberikan efek gelap dan terang pada pixel.
LCD pada televisi ini biasanya memang menggunakan TFT. Teknologi tersebut jelas berbeda dengan sistem tabung (CRT) dan plasma. Pasar untuk TV LCD sekarang ini demikian pesat di Asia. Setiap produsen elektronik di Asia, saat ini umumnya memproduksi TV LCD.
TV LCD awalnya diragukan bisa diwujudkan dalam ukuran besar atau lebih dari 14 inci tetapi akhirnya pengembangan teknologi tersebut bisa juga diejawantahkan pada TV. Hanya saja kelemahannya, gambar di TV ini tidak bisa dilihat maksimal dari sudut pandang berbeda misalnya, dari pojokan. Karenanya tidak mengherankan apabila beberapa produsen saat ini berlomba-lomba membuat TV LCD dalam inci besar untuk menunjukkan bahwa mereka telah piawai mengaplikasikan teknologi LCD itu dalam format besar. Hal ini seperti yang dilakukan produsen asal Korea Selatan LG yang membuat TV LCD berukuran 42 inci.
Gas
Sementara itu tentang TV plasma, TV ini berbasis kerja pada panel flat yang pendistribusian cahaya didapat dari panel-panel fosfor berisi gas. Gas yang ada pada TV ini adalah neon dan xenon. TV plasma bisa dikreasikan hingga 80 inci dan ideal untuk melihat format film.
Gabungan gas neon dan xenon ini terejawantah dalam ratusan panel. Umur TV plasma juga pendek, cuma 60 ribu jam. Usia makin singkat apabila gabungan gas pada ratusan panel tersebut. "Bila gas bocor, maka biaya penggantiannya sama saja dengan membeli TV baru," jelas Marketing Executive PT Samsung Electronic Indonesia, Martin Kusnadi kepada
Pembaruan beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, banyak produsen memproduksi TV plasma. Ini antara lain dikarenakan alasan desain. Sama dengan TV LCD, TV plasma juga bisa diimplementasikan dalam bentuk datar tipis karena tidak membutuhkan media besar seperti halnya TV tabung.
Penemu teknologi plasma adalah Donald Bitzer, Gene Slottow dan Robert Wilson tahun 1964 di Illinois AS. Prinsip kerja teknologi ini adalah kejutan elektrik yang memasuki panel berisi gas. Hal ini akan menstimulasi atom-atom meluncurkan ultraviolet yang didisplay oleh fosfor.hebat bukan
Pixel yang terbentuk pada TV ini terbagi dalam sub pixel dengan fosfor berbeda.
Satu subpixel akan memiliki sinar merah fosfor, hijau dan biru. Seperti halnya LCD, warna pokok memang hanya terbagi tiga. Tiga warna utama itu lantas bercampur membentuk warna-warna yang dibutuhkan imaji.
Keuntungan TV plasma adalah bisa ditampilkan pada layar ukuran lebar dengan hanya membutuhkan materi tipis, makanya tak heran, TV-TV plasma tersebut tampil dalam bentuk tipis datar. Sudah begitu, dalam berbagai sudut,dan berbagai gambar yang ditampilkan tetap menawan. Kualitasnya TV plasma sebetulnya hampir sama dengan TV tabung hanya sedikit lebih bagus.
Apakah para produsen saat ini sudah tidak lagi membuat TV tabung dan beralih ke LCD dan plasma? TV tabung tetap diproduksi karena pasarnya sangat besar. Pembuatan TV LCD dan plasma sangat memakan biaya sehingga tak heran apabila produk TV ini yang sangat mahal harganya.
guskompindo.
Last modified: 22/11/04